Game Ular Tangga Sebagai Media Pembelajaran TIK

Image by http://green-in-me.weebly.com/
Game yang semakin hari semakin maju membuat banyak orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang senang untuk bermain game favorit mereka, bagi yang kecanduan bisa jadi membuat mereka akan rela untuk menghabiskan waktu dan uang yang tidak sedikit hanya untuk bermain game yang sedang digeluti.

Memang game sama seperti hal lainnya, yaitu mempunyai 2 buah sisi, baik dan buruk. Game bisa berdampak dan bahkan merusak kehidupan sosial bagi sebagian orang yang terbablaskan dengan game, akan tetapi game juga dapat dijadikan mejadi alternatif untuk pembelajaran, sehingga menumbuhkan minat dari peserta pembelajaran, khususnya anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Jurnal dari Ranti Purnanindya dan Muhammad Munir yang berjudul "Pengambangan Game Edukasi Ular Tangga Sebagai Media Pembelajaran TIK Untuk Siswa Kelas 3 SD Negeri Pujokusuman 2 Yogyakarta" memberikan pandangan tentang bahwa game dapat dijadikan menjadi sarana pembelajaran sehingga para murid yang masih duduk di kelas 3 SD dapat lebih menikmati pembelajaran.

Mata pelajaran TIK memang menjadi daya tarik tersendiri karena banyak praktek dalam pelajaran tersebut, hal ini juga terdapat pada SD Negeri Pujokusuman 2 Yogyakarta ini, akan tetapi materi teori yang juga dibutuhhkan kurang diminati, dikarenakan kurangnya media pembelajaran yang atraktif untuk menimbulkan minat dari para siswa.

Penggunaan game sebagai media pembelajaran memang dinilai lebih baik, hal ini bukan tanpa dasar. Game bersifat menghibur, dan dalam pembelajaran kadang seseorang akan mudah jenuh, sehingga pemanfaatan game menjadi alternatif yang cocok. Secara Psikologi pun, manusia akan cenderung lebih suka bermain game yang sifatnya menghibur ketimbang belajar serius. Praktek pembelajaran dalam game sendiri dapat diberikan secara learning by doing. Dengan menggunakan game, pemain seolah memasuki dunia baru dan dengan hal tersebut membuat pola pikir manusia akan lebih terdidik.

Menurut Gundari (2007:25) dalam Sugeng (2009), kriteria media berbasis komputer harus memenuhi beberapa persyarat seperti berikut:

  1. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. 
  2. Sesuai dengan materi, tidak ada kesalahan konsep dan mendukung pemahaman materi. 
  3. Efisiensi waktu meliputi: pembuatan dan penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan waktu yang telah disediakan. 
  4. Mutu teknis meliputi: mengarahkan kepada informasi atau pesan yang disampaikan dari media secara jelas dan berurutan, mengarah pada pemahaman konsep serta informasi itu dapat menumbuhkan kreativitas dan kemandirian siswa. 
  5. Kepraktisan dan keluwesan meliputi: mudah untuk diperoleh, mudah dibuat sendiri oleh guru, dan dapat digunakan kapan saja, dan dimana saja. 
Dengan menggunakan Metodologi alfa testing oleh ahli materi yang terdiri dari guru SD Pujokusuman 2 Yogyakarta, ahli media yang teridiri dari Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, serta beta testing langsung dari siswa kelas 3 SD Pujokusuman 2 Yogyakara maka menyimpulkan bahwa pengembangan game dengan tujuan edukasi ini layak untuk digunakan.


Selain game edukasi ular tangga, sebaiknya semakin banyak lagi pembelajaran yang mulai menerapkan game didalamnya, hal ini akan berdampak lebih baik secara Psikologis, mengingat dengan bermain game alam bawah sadar akan merasakan kesenangan, tetapi kesenangan tersebut dapat bermanfaat dengan menyisipkan pembelajaran didalamnya. Demikian rangkuman dari Jurnal yang saya dapat, semoga bermanfaat dan maju terus pendidikan Indonesia. Salam blogger :).

Referensi Jurnal: http://eprints.uny.ac.id/10185/1/Jurnal%20Game%20Edukasi%20Ular%20Tangga.pdf

0 komentar :

Post a Comment

Gunakan bahasa yang santun ya :)